Jumat, 22 April 2011

Kas Kecil (Petty cash fund)

1.      KAS KECIL

Dana kas kecil (Petty cash fund) adalah kas yang digunakan untuk melakukan pembayaran atas pengeluaran-pengeluaran kecil/rutin perusahaan/instansi dan meliputi jumlah yang relatif kecil. Dan kas kecil dibentuk dengan terlebih dahulu memperkirakan jumlah kas yang diperlukan perusahaan dari pendanaan semacam itu untuk periode tertentu, seperti satu minggu, satu bulan. Uang dari cek yang diuangkan disimpan oleh petugas kas kecil. Dalam pengendalian, perusahaan biasanya membatasi jumlah maksimum dan jenis pembayaran yang bisa dilakukan dengan dana kas kecil.

Setiap dilakukan pembayaran dari dana kas kecil, petugas bersangkutan mencatat rincian pembayaran pada formulir tanda terima (bon) kas kecil. Dana kas kecil biasanya diisi kembali dalam jangka waktu tertentu atau bila dana tersebut telah habis atau telah mencapai jumlah minimum. Apabila dan kas kecil diganti maka, akun yang didebit ditentukan dengan mengikhtisarkan tanda terima kas kecil. selanjutnya disiapkan suatu cek dengan jumlah total pengeluaran dari kas kecil yang akan dibayarkan kepada petugas kas kecil. Artinya kas kecil di debit hanya ketika dana tersebut dibentuk atau bila jumlahnya ditingkatkan.

Tiap akhir bulan petugas kas kecil harus membuat pertanggungjawaban pengeluaran uang dari dana kas kecil yang dikelolanya. Perlu diingat bahwa penerimaan uang dari manapun sumbernya tidak boleh diterima melalui kas kecil, sumber satu-satunya kas kecil adalah dari bank.


2.      PENYAJIAN KAS DALAM NERACA

Kas merupakan aktiva yang paling liquid atau lancar sehingga dicantumkan pertama kali pada bagian aktiva lancar di neraca. Kebanyakan perusahaan menyajikan hanya satu angka kas dineraca dengan menggabungkan semua akun bank dan kas yang ada.

Kas yang dimiliki perusahaan mungkin lebih dari cukup untuk keperluan operasi. dalam hal ini, perusahaan biasanya menanamkan pada invetasi yang sangat liquid agar dapat memperoleh bunga. investasi semacam ini disebut setara kas (Cash equivalent). Contoh-contoh setara kas adalah obligasi pemerintah, surat utang dari perusahaan pusat yang lazim dan disebut Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). Perusahaan yang menanamkan kasnya pada equivalent cash, biasanya melaporkan kas dan setara kas dalam satu jumlah pada neraca. 


3.      RASIO KAS PADA KEWAJIBAN LANCAR

Penggunaan modal kerja dan rasio kewajiban lancar dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan membayar kewajiban lancarnya atau solvensi jangka pendek menjadi tolak ukur untuk mengasumsikan bahwa aktiva lancar non kas akan dikonversi menjadi kas pada saat dibutuhkan untuk membayar kewajiban lancar. Kebanyakan perusahaan, tolak ukur ini bermanfaat dalam menilai solvensi jangka pendek. Akan tetapi, perusahaan yang menghadapi masalah keuangan mungkin akan kesulitan dalam mengkonversi piutang, persediaan dan uang muka menjadi kas pada saat diperlukan.

Dalam hal ini rasio kas terhadap kewajiban lancar lebih bermanfaat dalam menilai kemapuan kreditor untuk menagih piutangnya kepada perusahaan bersangkutan. Rasio ini digunakan dalam keadaan terpuruk perusahaan, sehingga memungkinkan perusahaan untuk menghentikan usahanya dan hanya kas yang ada di tangan yang bisa digunakan untuk membayar kewajiban pada kreditor. Rasio ini sering disebut rasio hari kiamat (doomsday ratio).

Dalam menghitung rasio kas terhadap kewajiban lancar, kas dan setara kas digunakan sebagai pembilang, seperti diperlihatkan berikut ini:



Karena kebanyakan perusahaan menyimpan kas dan setara kas dalam jumlah yang jauh lebih kecil  dari kewajiban lancar, maka rasio hari kiamat hampir selalu lebih kecil dari satu.

Perbedaan antar perusahaan akan timbul karena perbedaan palsafah management dan gaya operasi. Meski demikian, perbandingan dari waktu kewaktu menunjukan bahwa rasio yang menurun pada umumnya mengindikasikan resiok yang lebih besar bagi kreditor.

 __________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.